Teknologi pemetaan dengan drone menjadi pilihan
alternatif disamping teknologi
pemetaan lainnya seperti
pemotretan udara baik skala besar dan kecil
berawak serta pemetaan
berbasis satelit. Teknologi ini sangat menjanjikan untuk diaplikasikan dikembangkan dan sesuai karakteristik topografis dan geografis
Indonesia terutama untuk areal
yang luas seperti perkebunan kelapa sawit.
Drone merupakan pesawat tanpa awak yang diterbangkan menggunakan kendali via remote, smartphone ataupun komputer. Drone dilengkapi kamera beresolusi tinggi yang memungkinkan pengguna dapat memantau suatu lokasi tertentu dari ketinggian secara real time. Dengan menggunakan Drone, data dapat diperoleh dengan biaya relatif rendah, dalam waktu relatif cepat, dan aman dalam berbagai kondisi cuaca. Drone merupakan sistem tanpa awak (Unmanned System), yaitu sistem berbasis elektro-mekanik yang dapat melakukan misi-misi terprogram, dengan karakteristik :
(i) tanpa awak pesawat,
(ii)
beroperasi pada mode mandiri baik secara penuh atau sebagian,
(iii) Sistem ini dirancang
untuk dapat dipergunakan secara berulang (Department of
Defence, 2007).
UAV Multi Rotor cocok untuk pemetaan yang tidak mempunyai area terbuka luas untuk take-off dan landing. Survei dengan multi rotor memberikan keuntungan terkait dengan tingkat kedetilan objek yang dapat diperoleh. Multi Rotor menggunakan beberapa motor sebagai penggeraknya, sehingga membutuhkan sumber tenaga lebih yang berakibat pada jangkauan dan lama terbang berkurang.
Drone banyak digunakan untuk memonitor sumber daya Alam. Drone mudah tersedia, dan dapat di menjangkau areal yang luas, dengan perlengkapan sensor relative kecil, GPS, dan perangkat keras yang terkait lainnya. Sejauh ini drone telah digunakan untuk mendapatkan citra penginderaan jauh seperti pemantauan kebakaran dan bencana alam, pengamatan satwa liar, dan pengukuran Vegetasi dalam kebun, tanaman, hutan dan lahan.